Minggu, 15 Maret 2009

tugas pencemaran tanah dan air tanah

AIR

Air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tak terbayangkan jika air tidak ada. Semua tergantung pada air. Tanpa air tak ada kehidupan. Akan tetapi, apa yang telah kita perbuat selama ini? Kita telah mencemari air dan sumber air dari berbagai kegiatan kita sebagai makhluk yang sangat memerlukan air itu dan sebagai khalifah di bumi ini yang menjaga kelestarian bumi itu sendiri seperti membuang sampah sembarangan.berbagai limbah yang dapat mencemari air kita hasilkan baik itu limbah domestic, limbah industri maupun limbah pertanian.

Sesuai dengan siklus hidrologi, jumlah air di bumi adalah konstan, namun karena pencemaran, kualitas air menjadi turun hingga tidak dapat digunakan. Sebagai contoh. Air tanah dan permukaan sudah tercemar limbah. Dibeberapa tempat air tanah sudah tercamar akibat rembesan limbah domestic, indutri dan pertanian.

Disamping itu, pencemaran air juga akan menjadi suatu hal yang mengancam bagi kesehatan masyarakat.

Limbah domestik yaitu limbah yang berasal dari rumah tangga, seperti dari dapur, kamar mandi dan pengurasan tinja.

Limbah industri yaitu limbah yang berasal dari aktivitas industri, baik dari industri kecil, menengah maupun yang besar. Karena bayaknya jumlah industri kecil dan menengah di Indonesia, maka potensi terjadinya pencemaran air juga menjadi sangat besar.

Yang harus kita lakukan adalah mengelola air limbah. Dalam mengelola limbah domestik yang terbaik adalah dimulai dari diri kita sendiri. Seperti membuang sampah pada tempatnya dan menghemat penggunaan detergen.

Untuk industri kecil dan menengah dapat dilakukan dengan cara sederhana dan tepat guna yaitu menggunakan kembali limbah cair yang terpakai dengan teknologi Chrome Recovery.

Sudah saatnya kita mengambil tindakan sebelum semuanya terlambat. Kita dapat mencegah terjadinya pencemaran air dan berhemat dalam penggunaannya.

Satu hal yang perlu diingat. Air adalah sesuatu yang sangat vital bagi kelangsungan hidupkita. Jadi mari kita menjaganya bersama-sama agar tidak tercemar dan memberikan warisan air yang bersih untuk anak cuc kita dimasa mendatang.

read more “tugas pencemaran tanah dan air tanah”

Sabtu, 14 Maret 2009

Beauveria bassiana

Beauveria bassiana
Morfologi, fisiologi dan ekologi Beauveria bassiana
Jamur Beauveria bassiana adalah jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk benang-benang halus (hifa). Kemudian hifa-hifa tadi membentuk koloni yang disebut miselia. Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena itu ia bersifat parasit terhadap serangga inangnya.
Jamur Beauveria bassiana menyerang banyak jenis serangga, diantaranya kumbang, ngengat, ulat, kepik dan belalang. Jamur ini umumnya ditemukan pada serangga yang hidup di dalam tanah, tetapi juga mampu menyerang serangga pada tanaman atau pohon. Ada macam Beauveria bassiana yang khusus mematikan PBKo, yaitu B.bassiana strain 615.(Dadan Hindayana, 2002)
Sistem kerjanya yaitu spora jamur Beauveria bassiana masuk ketubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Selain itu inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu, miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa berwarna putih (HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008).
Jika ingin menggunakan jamur Beauveria bassiana untuk mengendalikan hama tertentu, pastikan dulu kita mendapat jenis Beauveria bassiana yang efektif membunuh hama tersebut. Sumber Beauveria bassiana seharusnya memberi informasi ini. Jamur Beauveria bassiana berwarna putih (lihat gambar), dan biasanya cukup kelihatan pada badan inangnya. Jika dilihat dengan kaca pembesar, spora jamur ini ternyata tumbuh berkelompok, sehingga berupa bola-bola spora (Dadan Hindayana, 2002).
 
Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphids sp.) pada tanaman sayuran. 
Teknik aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan mengambil 2-3 gr formulasi dan disuspensikan dalam 1 ltr air, tambahkan 3 sendok gula pasir per tangki, waktu semprot sore hari. Dalam satu kemasan formulasi Beauveria bassiana, berisi 100 gram formulasi padat (HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008).
Jamur entomopatogen, Beauveria bassiana dapat diperoleh dari tanah terutama pada bagian atas (top soil) 5 – 15 cm dari permukaan tanah, karena pada horizon ini diperkirakan banyak terdapat inokulum Beauveria bassiana. Teknik untuk memperoleh jamur entomopatogen, Beauveria bassiana dari tanah adalah dengan menggunakan metoda umpan serangga (insect bait method).
Jamur Beauveria bassiana dapat bertahan di dalam tanah sebagai kompetitor lemah dan terdistribusi secara heterogen sehingga dapat diisolasi dari sampel tanah pada kedalaman 5 – 15 cm.
Isolat jamur Beauveria bassiana diambil dari tanah. Tanah asal isolat diambil secara acak di sekitar pertanaman pisang. Tanah diambil dengan menggalinya pada kedalaman 5–10 cm masing-masing sebanyak 4 x 500 g kemudian dimasukkan ke kantongan plastik diberi label berupa lokasi dan tanggal pengambilan sampel. Tanah kemudian diayak dengan ayakan 600 mesh dan dimasukkan ke dalam kotak plastik berukuran 13 x 13 x 10 cm masing-masing sebanyak 400 g (tiap daerah menggunakan 4 buah kotak). Larva T. molitor stadia larva instar 3 yang baru berganti kulit (kulitnya masih berwarna putih) dimasukkan kedalam kotak yang berisi tanah masing-masing sebanyak 10 ekor, sebagai perangkap umpan agar terserang jamur Beauveria bassiana (insect bait methode). Larva ini kemudian ditutupi dengan selapis tipis tanah dan dilembabkan dengan menyemprotkan aquadest steril diatasnya. Selanjutnya kotak ditutupi dengan potongan kain puring hitam ukuran 25 x 25 cm yang juga telah dilembabkan. Larva T. molitor yang diduga terserang jamur Beauveria bassiana diamati 3 hari setelah diperlakukan kemudian diamati setiap harinya dan segera setelah terserang jamur Beauveria bassiana diisolasi sebagai sumber isolat.
Larva yang terinfeksi jamur Beauveria bassiana terlebih dahulu disterilisasi permukaan dengan 1% Natrium hipoklorit selama 3 menit. Kemudian dibilas dengan air steril sebanyak 3 kali dan dikering anginkan diatas kertas filter steril. Larva tersebut kemudian diletakkan dalam petridish berisi tissu lembab steril dan diinkubasikan untuk merangsang pertumbuhan jamur. Spora yang keluar dari tubuhnya kemudian diambil menggunakan jarum inokulasi dan dibiakkan pada PDA (Potato Dextrose Agar) dan diinkubasikan selama 7 hari.
Setelah beberapa hari kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur entomopatogen sering terjadi pada membran antara kapsul kepala (head capsule) dengan toraks atau diantara segmen-segmen apendages demikian pula miselium jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut
Serangga dewasa C. sordidus yang masih hidup namun telah terinfeksi masuk ke dalam batang semu yang digunakan sebagai penutup perangkap bonggol setelah aplikasi jamur B. bassiana, kemudian akan mati di dalam batang semu. Kematian serangga dewasa C. sordidus akan meningkat karena di dalam batang semu kelembabannya relatif lebih tinggi (berair) (HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008). 

Taksonomi Jamur Beauveria bassiana

Domain: Eukaryota () - Whittaker & Margulis,1978 
Kingdom: Fungi () - T.l. Jahn & F.f. Jahn, 1949 Ex R.t. Moore, 1980 - Fungi 
Subkingdom: Dikarya () - D.s. Hibbett Et Al., in D.s. Hibbett Et Al., 2007 
Phylum: Ascomycota () - H.c. Bold, 1957 Ex T. Cavalier-Smith, 1998 - Sac Fungi 
Subphylum: Pezizomycotina () - O.e. Eriksson & K. Winka, 1997 
Class: Ascomycetes () - O.e. Eriksson & K. Winka, 1997 
Subclass: Hypocreomycetidae () - O.e. Eriksson & K. Winka, 1997 
Order: Hypocreales () - Lindau, in Engler & Prantl, Eds., 1897 
Family: Clavicipitaceae () - (Lindau) Earle Ex Rogerson, 1971 
Genus: Beauveria () 
Specific descriptor: bassiana - (Bals.-Criv.) Vuill. 1912 
Scientific name: - Beauveria bassiana (Bals.-Criv.) Vuill. 1912
(www.zipcodezoo.com)

Peranan Jamur Beauveria bassiana dalam lingkungan
Dengan menggunakan jamur Beauveria bassiana sebagai biopestisida, tentu tidak mencemari dan merusak lingkungan seperti yang terjadi jika kita menggunakan pestisida kimia, walaupun keberhasilan dari insektisida biologis dari jamur ini memberikan dampak positif terhadap pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan lingkungan. Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif. 
Beberapa keunggulan jamur patogen serangga B. bassiana sebagai pestisida hayati yaitu :
1. Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu.
2. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran air alami.
3. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
4. Mudah diproduksi dengan teknik sederhana. 
(HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008)








DAFTAR PUSTAKA

Hindayana, Dadan, dkk. 2002. Musuh Alami, Hama dan penyakit Tanaman Kopi. Departemen Pertanian: Jakarta. 
Anonym. 2008. Jamur Bermanfaat dalam Pertanian. http://fungi-vol.blogspot.com/2008/01/beauveria-bassiana.html. diakses tanggal 8 maret 2009.
www.zipcodezoo.com. Diakses tanggal 8 maret 2009

read more “Beauveria bassiana”