Jumat, 15 Mei 2009

kode daur ulang

Sering kita jumpai kode-kode di barang plastik, nah sebaiknya kita tahu arti dari kode-kode tersebut untuk kesehatan kita. Kode-kode tersebut dikenalkan sejak tahun 1988 oleh The Society of The Plastics Industry,Inc. (SPI) dan kita sebagai pengguna barang dari plastik sepatutnya tahu. Karena ada kalanya barang plastik tersebut tidak cocok bahkan tidak direkomendasikan untuk hal-hal tertentu. Secara umum tanda tersebut berada di dasar, berbentuk segi tiga dan di dalam segi tiga akan terdapat angkaserta nama jenis plastik dibawah segitiga tersebut.

Biasanya Kode-kode yang tertera adalah sebagai berikut:










1. PET — Polyethylene Terephthalate


- Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga

- Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

- Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 %), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 %) Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI, kenapa? Dijawab oleh artikel ini: Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)

- Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan.

- Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

2. HDPE — High Density Polyethylene

- Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.

- Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.

- HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

- HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.

- Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu

3. V — Polyvinyl Chloride
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V — V itu berarti PVC

(polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.

- Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.

- PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC.

- Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

- Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE — Low Density Polyethylene
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE
- LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk

tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.

- Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

- Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.

- Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

5. PP — Polypropylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP
- PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan

minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

- Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap

- Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6 . PS — Polystyrene

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS
- PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.

- PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.

- Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.

- Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

- Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.

- Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER
- Other (SAN – styrene acrylonitrile, ABS – acrylonitrile butadiene styrene, PC – polycarbonate, Nylon)

- Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.

Apakah yang Dapat Kita Peroleh dari Informasi SIMBOL PLASTIK Tersebut?

Kita harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidah berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila memungkinkan. Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Tips

1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.

2. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.

3. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.

4. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.

5. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.

6. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman

7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.

8. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan di manapun untuk mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

9. Ajukan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan berkenaan dengan plastik ini, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bupati Wakatobi, Ir Hugua, dalam rangka penyelamatan ekosistem laut di Kepulauan Wakatobi. Sebagaimana diketahui, Kepulauan Wakatobi memiliki ekosistem terumbu karang terbanyak dan terbaik di dunia pada saat ini.

- PC – Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.

- Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

- Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.

- SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.

- Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.

- SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.


FROM :

http://indrakila.wordpress.com/2009/01/02/kode-daur-ulang-plastik/
read more “kode daur ulang”

Minggu, 15 Maret 2009

tugas pencemaran tanah dan air tanah

AIR

Air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tak terbayangkan jika air tidak ada. Semua tergantung pada air. Tanpa air tak ada kehidupan. Akan tetapi, apa yang telah kita perbuat selama ini? Kita telah mencemari air dan sumber air dari berbagai kegiatan kita sebagai makhluk yang sangat memerlukan air itu dan sebagai khalifah di bumi ini yang menjaga kelestarian bumi itu sendiri seperti membuang sampah sembarangan.berbagai limbah yang dapat mencemari air kita hasilkan baik itu limbah domestic, limbah industri maupun limbah pertanian.

Sesuai dengan siklus hidrologi, jumlah air di bumi adalah konstan, namun karena pencemaran, kualitas air menjadi turun hingga tidak dapat digunakan. Sebagai contoh. Air tanah dan permukaan sudah tercemar limbah. Dibeberapa tempat air tanah sudah tercamar akibat rembesan limbah domestic, indutri dan pertanian.

Disamping itu, pencemaran air juga akan menjadi suatu hal yang mengancam bagi kesehatan masyarakat.

Limbah domestik yaitu limbah yang berasal dari rumah tangga, seperti dari dapur, kamar mandi dan pengurasan tinja.

Limbah industri yaitu limbah yang berasal dari aktivitas industri, baik dari industri kecil, menengah maupun yang besar. Karena bayaknya jumlah industri kecil dan menengah di Indonesia, maka potensi terjadinya pencemaran air juga menjadi sangat besar.

Yang harus kita lakukan adalah mengelola air limbah. Dalam mengelola limbah domestik yang terbaik adalah dimulai dari diri kita sendiri. Seperti membuang sampah pada tempatnya dan menghemat penggunaan detergen.

Untuk industri kecil dan menengah dapat dilakukan dengan cara sederhana dan tepat guna yaitu menggunakan kembali limbah cair yang terpakai dengan teknologi Chrome Recovery.

Sudah saatnya kita mengambil tindakan sebelum semuanya terlambat. Kita dapat mencegah terjadinya pencemaran air dan berhemat dalam penggunaannya.

Satu hal yang perlu diingat. Air adalah sesuatu yang sangat vital bagi kelangsungan hidupkita. Jadi mari kita menjaganya bersama-sama agar tidak tercemar dan memberikan warisan air yang bersih untuk anak cuc kita dimasa mendatang.

read more “tugas pencemaran tanah dan air tanah”

Sabtu, 14 Maret 2009

Beauveria bassiana

Beauveria bassiana
Morfologi, fisiologi dan ekologi Beauveria bassiana
Jamur Beauveria bassiana adalah jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk benang-benang halus (hifa). Kemudian hifa-hifa tadi membentuk koloni yang disebut miselia. Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena itu ia bersifat parasit terhadap serangga inangnya.
Jamur Beauveria bassiana menyerang banyak jenis serangga, diantaranya kumbang, ngengat, ulat, kepik dan belalang. Jamur ini umumnya ditemukan pada serangga yang hidup di dalam tanah, tetapi juga mampu menyerang serangga pada tanaman atau pohon. Ada macam Beauveria bassiana yang khusus mematikan PBKo, yaitu B.bassiana strain 615.(Dadan Hindayana, 2002)
Sistem kerjanya yaitu spora jamur Beauveria bassiana masuk ketubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Selain itu inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu, miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa berwarna putih (HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008).
Jika ingin menggunakan jamur Beauveria bassiana untuk mengendalikan hama tertentu, pastikan dulu kita mendapat jenis Beauveria bassiana yang efektif membunuh hama tersebut. Sumber Beauveria bassiana seharusnya memberi informasi ini. Jamur Beauveria bassiana berwarna putih (lihat gambar), dan biasanya cukup kelihatan pada badan inangnya. Jika dilihat dengan kaca pembesar, spora jamur ini ternyata tumbuh berkelompok, sehingga berupa bola-bola spora (Dadan Hindayana, 2002).
 
Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphids sp.) pada tanaman sayuran. 
Teknik aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan mengambil 2-3 gr formulasi dan disuspensikan dalam 1 ltr air, tambahkan 3 sendok gula pasir per tangki, waktu semprot sore hari. Dalam satu kemasan formulasi Beauveria bassiana, berisi 100 gram formulasi padat (HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008).
Jamur entomopatogen, Beauveria bassiana dapat diperoleh dari tanah terutama pada bagian atas (top soil) 5 – 15 cm dari permukaan tanah, karena pada horizon ini diperkirakan banyak terdapat inokulum Beauveria bassiana. Teknik untuk memperoleh jamur entomopatogen, Beauveria bassiana dari tanah adalah dengan menggunakan metoda umpan serangga (insect bait method).
Jamur Beauveria bassiana dapat bertahan di dalam tanah sebagai kompetitor lemah dan terdistribusi secara heterogen sehingga dapat diisolasi dari sampel tanah pada kedalaman 5 – 15 cm.
Isolat jamur Beauveria bassiana diambil dari tanah. Tanah asal isolat diambil secara acak di sekitar pertanaman pisang. Tanah diambil dengan menggalinya pada kedalaman 5–10 cm masing-masing sebanyak 4 x 500 g kemudian dimasukkan ke kantongan plastik diberi label berupa lokasi dan tanggal pengambilan sampel. Tanah kemudian diayak dengan ayakan 600 mesh dan dimasukkan ke dalam kotak plastik berukuran 13 x 13 x 10 cm masing-masing sebanyak 400 g (tiap daerah menggunakan 4 buah kotak). Larva T. molitor stadia larva instar 3 yang baru berganti kulit (kulitnya masih berwarna putih) dimasukkan kedalam kotak yang berisi tanah masing-masing sebanyak 10 ekor, sebagai perangkap umpan agar terserang jamur Beauveria bassiana (insect bait methode). Larva ini kemudian ditutupi dengan selapis tipis tanah dan dilembabkan dengan menyemprotkan aquadest steril diatasnya. Selanjutnya kotak ditutupi dengan potongan kain puring hitam ukuran 25 x 25 cm yang juga telah dilembabkan. Larva T. molitor yang diduga terserang jamur Beauveria bassiana diamati 3 hari setelah diperlakukan kemudian diamati setiap harinya dan segera setelah terserang jamur Beauveria bassiana diisolasi sebagai sumber isolat.
Larva yang terinfeksi jamur Beauveria bassiana terlebih dahulu disterilisasi permukaan dengan 1% Natrium hipoklorit selama 3 menit. Kemudian dibilas dengan air steril sebanyak 3 kali dan dikering anginkan diatas kertas filter steril. Larva tersebut kemudian diletakkan dalam petridish berisi tissu lembab steril dan diinkubasikan untuk merangsang pertumbuhan jamur. Spora yang keluar dari tubuhnya kemudian diambil menggunakan jarum inokulasi dan dibiakkan pada PDA (Potato Dextrose Agar) dan diinkubasikan selama 7 hari.
Setelah beberapa hari kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur entomopatogen sering terjadi pada membran antara kapsul kepala (head capsule) dengan toraks atau diantara segmen-segmen apendages demikian pula miselium jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut
Serangga dewasa C. sordidus yang masih hidup namun telah terinfeksi masuk ke dalam batang semu yang digunakan sebagai penutup perangkap bonggol setelah aplikasi jamur B. bassiana, kemudian akan mati di dalam batang semu. Kematian serangga dewasa C. sordidus akan meningkat karena di dalam batang semu kelembabannya relatif lebih tinggi (berair) (HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008). 

Taksonomi Jamur Beauveria bassiana

Domain: Eukaryota () - Whittaker & Margulis,1978 
Kingdom: Fungi () - T.l. Jahn & F.f. Jahn, 1949 Ex R.t. Moore, 1980 - Fungi 
Subkingdom: Dikarya () - D.s. Hibbett Et Al., in D.s. Hibbett Et Al., 2007 
Phylum: Ascomycota () - H.c. Bold, 1957 Ex T. Cavalier-Smith, 1998 - Sac Fungi 
Subphylum: Pezizomycotina () - O.e. Eriksson & K. Winka, 1997 
Class: Ascomycetes () - O.e. Eriksson & K. Winka, 1997 
Subclass: Hypocreomycetidae () - O.e. Eriksson & K. Winka, 1997 
Order: Hypocreales () - Lindau, in Engler & Prantl, Eds., 1897 
Family: Clavicipitaceae () - (Lindau) Earle Ex Rogerson, 1971 
Genus: Beauveria () 
Specific descriptor: bassiana - (Bals.-Criv.) Vuill. 1912 
Scientific name: - Beauveria bassiana (Bals.-Criv.) Vuill. 1912
(www.zipcodezoo.com)

Peranan Jamur Beauveria bassiana dalam lingkungan
Dengan menggunakan jamur Beauveria bassiana sebagai biopestisida, tentu tidak mencemari dan merusak lingkungan seperti yang terjadi jika kita menggunakan pestisida kimia, walaupun keberhasilan dari insektisida biologis dari jamur ini memberikan dampak positif terhadap pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan lingkungan. Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif. 
Beberapa keunggulan jamur patogen serangga B. bassiana sebagai pestisida hayati yaitu :
1. Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu.
2. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran air alami.
3. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
4. Mudah diproduksi dengan teknik sederhana. 
(HPT-Fakultas Pertanian UNBRAW, 2008)








DAFTAR PUSTAKA

Hindayana, Dadan, dkk. 2002. Musuh Alami, Hama dan penyakit Tanaman Kopi. Departemen Pertanian: Jakarta. 
Anonym. 2008. Jamur Bermanfaat dalam Pertanian. http://fungi-vol.blogspot.com/2008/01/beauveria-bassiana.html. diakses tanggal 8 maret 2009.
www.zipcodezoo.com. Diakses tanggal 8 maret 2009

read more “Beauveria bassiana”